Kucing Ini Memberi Pelajaran Tentang Kehidupan, Lebih Dari Yang Kita Sadari

Kisah ini ditulis oleh seseorang bernama Brice Stump. Dia ingin membagikan sedikit pengalaman hidupnya bersama seekor kucing dan kemudian menjadi sebuah kontemplasi bagi manusia, makhluk Tuhan yang memiliki akal daripada seekor kucing. Silahkan simak cerita lengkapnya di bawah ini.

Saya tidak akan pernah berpikir saya bisa mendapatkan sebuah pelajaran tentang kehidupan dari kucing. Namun saya mendapatkannya, dan masih terkagum-kagum oleh banyak pelajaran hidup yang kucing tersebut ajarkan kepada saya.

Hampir selama 14 tahun, saya punya kucing perak - kucing berjenis Plumb dengan wajah yang menggemaskan. Dia memiliki ciri khas dari kucing oranye tradisional, tetapi terdapat warna smokey abu-abu dan hitam pada bulu-bulu yang selembut sutra. Dia datang ke dalam hidup saya dengan hanya muncul di teras dan terduduk sore hari. Dia memperkenalkan dirinya dengan melompat ke pangkuanku di kursi goyang, meringkuk menjadi bola dan mendengkur. Hal ini membuat saya tersadar jika dia adalah kucing yang Tuhan kirim untuk saya. Selama bertahun-tahun, dia adalah satu-satunya hewan peliharaan saya.

Hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun ia menunjukkan perubahan fisik yang menakjubkan. Ia semakin gemuk dan, seperti kita semua, sedikit lebih mandiri, tapi masih menggemaskan.

Sekitar dua tahun lalu, ia mulai mengalami penurunan berat badan. Saya pikir saat itu adalah ujung usianya. Saat musim panas, saya mengubah menu makanannya. Tampak perubahan dari kondisi semula yang kurus, dia mulai gemuk lagi.

Dan bulan pun bergulir, ia mulai tampak kurus. Lalu saya melihat kebiasaan yang sangat aneh muncul darinya. Setiap kali saya sedang bekerja di halaman, dia hanya beberapa inci jaraknya, menggelitik dengan ekornya, mencoba meraih alat apapun yang ada di tangan. Ini adalah kesempatan yang sempurna untuk duduk di kursi Adirondack (merk traktor-red) dan membiarkan kucing saya mendengkur dalam tidurnya di siang hari.

Lalu dia mulai mengikuti saya jalan di seluruh halaman atau ke lain sisi halaman. Demi keselamatannya, saya berhenti dari apa yang saya lakukan dan membawanya kembali ke rumah. Tingkah lakunya aneh karena jarang sekali kucing saya datang mendekati traktor yang bermesin diesel dan bersuara keras. Sekarang dia sering berjalan di samping ban. Suatu hari, memotong rumput dengan traktor, saya melihat dia duduk di rumput di depanku. Saya membawanya kembali ke rumah. Dan tak lama saya melihatnya kembali duduk lagi di rumput dan menonton saya dengan mata malas. Untuk alasan apapun itu, saya punya firasat bahwa maksud kedatangan dia mendekati saya karena dia ingin bersama saya sepanjang waktu. Aku berhenti, mengangkat tubuhnya dan naik kembali di kursi. Dia duduk cukup nyaman di lutut saya, dan kami berangkat. Seekor kucing naik traktor? Dia tentu tidak akan pernah melakukan hal ini sebelumnya.

Kami berputar-putar di halaman. Dengan tangan kiri, saya memeluknya cukup dekat untuk menenangkan, dan dia sangat puas. Ini pengalaman aneh berikutnya yang kucing saya  lakukan yaitu dia duduk di jendela ruang kerja dan memperhatikan saya. Suatu hari, saya menemukan dia tidak bisa mendengar nada tertentu, lalu saya mulai memanggilnya dengan suara tepuk tangan. Makin hari tubuhnya makin kurus, hal ini mendorong saya untuk membawanya ke kantor dokter hewan.

Seperti disambar petir di siang hari, saya mendapati kabar tidak baik tentang kucing saya. Kucing saya memasuki masa tua dan mengidap kanker. Dikarenakan usia lanjut dan kondisi yang tidak memungkinkan, tidak ada yang bisa dilakukan untuknya. Adapun keinginannya untuk bersama saya sepanjang waktu, menurut dokter hewan kucing itu merasakan ada sesuatu yang tidak nyaman dan ingin menjadi dekat dengan saya.

Namun ada sesuatu yang lain terjadi yang aneh. Anda tahu bagaimana jika anda kadang-kadang bisa "merasa" ketika seseorang menatap Anda dan kemudian merasakan apa yang dia rasakan? Saya mulai merasakan apa yang kucing saya rasakan sejak dia mulai berinteraksi dengan saya.

Sesunngguhnya, saya bukanlah orang yang mampu memahami kucing atau anjing. Satu hal yang tidak saya pahami adalah bagaimana "kucing saya tahu aku tahu". Saya menyadari ini pertama kalinya saya mengajaknya di atas traktor - sesuatu yang saya belum pernah melakukan atau ingin melakukan, tapi entah bagaimana, ketika aku melihatnya duduk di sana, saya punya perasaan aneh mengapa dia ingin naik dengan saya. Saya tahu pertama kali ia duduk di dasar tangga dan dia ingin aku menghampirinya dan menggendongnya sambil membawanya ke dalam ruangan, sesuatu yang dia tidak akan pernah dia lakukan sebelumnya.

Tempat tidurnya kini berada di meja kerja, dan secara bertahap ia tidak bisa  melompat ke tempat yang lebih tinggi, jadi dia membuat tempat tidur di dasar tangga menuju lantai atas.

Saat itu adalah ketika saya belajar sesuatu yang luar biasa dari kucing tersebut. Dia tidak tahu, seperti kucing pada umumnya, separah apa penyakitnya atau keterbatasan apa yang akan berkurang perlahan - lahan. Daripada merasakan bertambah tua usia dan parah sakitnya, ia lebih mengabaikain keduanya. Dia hanya berusaha berdapatasi dengan keadaan dirinya.

Dengan kata lain, dia tidak menunjukkan ketidakberdayaannya karena usia yang menua, atau mengizinkan rasa sakitnya berkuasa atas dirinya untuk melawan keterbatasan yang dia alami.

Saya perhatikan banyak orang menjadi tua dengan menanamkan sugesti bahwa mereka sudah tua. Rambut mereka mulai memutih, mereka mencap diri mereka adalah "warga senior," atau memudarnya semangat mereka dan mereka menerimanya sebagai tanda bahwa mereka semakin tua dan harus bertindak sesuai dengan kondisi tersebut. Mereka juga mengalami arthritis, kelebihan berat badan dan sejumlah kondisi medis lainnya. Saat  terkilirnya pergelangan kaki, misalnya, secara tiba -tiba mereka jarang keluar rumah, menghentikan tugas sehari-hari tertentu dan menerima segala keterbatasan tanpa pertanyaan.

Seekor kucing, anjing atau hewan peliharaan lainnya tidak memiliki kecerdasan untuk menghargai apa pun yang berhubungan dengan masalah usia atau penyakit. Dengan kata lain, kucing saya tahu dia tidak bisa melompat tinggi, jadi dia memilih tempat tidur di bawah lantai. Itu satu–satunya hal pada saat itu. Dia tidak membiarkan faktor-faktor lain membuat dia merasa tua atau sakit. Ketika dia tidak bisa lagi memakan makanan kering, ia mencari makanan yang lunak dan lembut. Itu juga merupakan satu – satunya hal yang bisa dia lakukan pada saat itu. Dia tidak membiarkan satu perubahan keadaan merubah gaya hidup secara total, yang dia lakukan hanya menyesuaikannya dengan kemampuannya saat ini.

Hal yang mendorong saya untuk menulis kisah ini adalah percakapan saya baru-baru ini  dengan dokter saya dan seorang terapis fisik. Mayoritas pasien mereka, mereka mengatakan kepada saya, sedang menunggu orang lain untuk menyelesaikan keterbatasan kesehatan mereka. Jika mereka membutuhkan terapi untuk alasan apa pun, mereka mengharapkan terapis untuk melakukan self-memotivasi dan bekerja untuk mereka. Adapun dokter, pasiennya menuntutnya untuk memperbaiki kondisi mereka menjadi lebih baik tanpa usaha dari diri mereka sendiri. Ini adalah sebuah refleksi yang berlawanan dengan keadaan kucing saya.

Ketika kucing saya mengalami masalah, dia beralih pada hal yang mungkin bisa dia lakukan.  Namun manusia menbiarkan kondisi tua dan sakit mereka membatasi ruang gerak dan cara pandang mereka. Meskipun kucing saya sedang sekarat, ia terus menjadi dirinya sendiri dan melakukan hal rutin seperti biasanya. Waktunya dihabiskan mendengkur, "membuat roti" dan berjalan dengan saya di halaman. Aneh, dia hampir mati dan berusaha tetap hidup, dan sementara kebanyakan orang yang saya tahu mereka masih hidup dan merasa hampir mati. Anda tahu apa yang mereka katakan – katakan pada diri anda bahwa keadaan saya lebih buruk daripada apa yang saya kira dan segera akan membaik. Berbeda dengan kucing saya, dia tidak bisa membuat dirinya merasa sakit tapi bisa membuat dirinya beradaptasi dengan keadaan tersebut.

Jadi daripada tidak bekerja selama berminggu – minggu, sementara jari  - jari saya sakit    baru–baru ini dan sedang dalam proses penyembuhan dengan memakai gips pada siku-ujung jari, saya menggunakan ujung pensil untuk mengetik, satu huruf pada suatu waktu. Itu adalah hal kecil yang bisa menjadi hal yang menakutkan, jika pola pikir saya telah membiarkan hal tersebut menguasai saya. Hal yang tampaknya sepele, namun bisa menjadi kendala psikologis utama yang akan membuat saya semakin tua dan tidak mandiri.

Ketika saya mewawancarai Mildred West dari dekat Laurel, yang akan berusia 101 tahun dan masih akan kuat, aku bertanya padanya mengenai sikap. Dia bilang dia tidak pernah tercermin pada usianya. Mildred mengatakan dia tidak akan membiarkan dirinya merasa tua dan berhenti menjalani kehidupan normal. "Saya tidak pernah memikirkan hal yang negatif," katanya.

Jadi kucing saya benar. Dia tidak akan membiarkan dirinya menjadi tua, dan dia tidak memikirkan hal yang negatif. (Delmarvanow/ClawCat.Blogspot)

No comments:

Post a Comment