Kucing Kesayangan Kami Tak Pernah Kembali


Kisah ini ditulis oleh Rahmat Darmawan di blognya (bigfamily-rd.blogspot.com) dengan sedikit editan dari admin. Anak muda ini menuturkan kucing yang tak pernah dia temui lagi setelah ia selamatkan. Berikut cerita lengkapnya


Seperti biasa, aku melakukan kegiatan rutinku yaitu mengerjakan PR ketika sampai dirumah,begitu pula dengan kakakku. Sampai dengan suatu hari, terdengar suara yang mencurigakan di depan rumah.aku pun bertanya kepada kakakku,


”Mbak, suara apa itu ya? dengar gak?”


“Gak tu, mungkin cuma perasaanmu aja.” jawab kakak.


Aku pun semakin penasaran dengan suara itu, akhirnya aku memutuskan untuk mencari sumber dari suara tersebut. Aku mencarinya dan sepertinya suara tersebut berasal dari depan rumah, lalu aku membuka pintu ruang tamu rumah. Dan aku pun keluar sambil mencari suara. Ketika sampai di depan pintu gerbang, aku melihat seekor anak kucing yang merintih kesakitan karena kakinya terjepit oleh pintu gerbang rumah.


Tanpa pikir panjang, aku langsung memanggil kakakku,


”Mbak!Mbak! ada seekor anak kucing terjepit,cepat kemari.”


Lalu kakakku pun datang dan berusaha kami melepaskan kakinya. Namun, saat pintu gerbang digeser,  kucing tersebut semakin merintih. Akhirnya kami memutuskan mengangkat gerbang tersebut dan kucing itu terbebas dari pintu gerbang. Setelah bebas, Kami lihat kakinya terluka. Kucing tersebut pergi meninggalkan kami dengan membawa luka di kakinya.

”Mbak, bagaimana ini?? bagaimana kalau kita rawat sampai sembuh, kasihan mbak” tanyaku.


“Terserah kamu aja, aku juga kasihan. Ya udah, tangkap aja anak kucingnya terus bawa pulang.” Sahut kakakku.


Aku pun menangkap kucing itu lalu membawanya.


”Ini anak kucingnya,lalu mau di letakkan dimana ini?”tanyaku lagi.


Kakakku langsung masuk kedalam rumah dan mencari sebuah kandang untuk anak kucing tersebut dan membawanya lagi keluar.
“Nah,letakkan anak kucing itu di dalam sini.” jelas kakak sambil menunjukan sebuah kandang kosong.
 

Aku pun meletakkan anak kucing di dalam kandang tersebut.

”Tunggu disini bentar.” pintanya


Aku terdiam dan bertanya-tanya apa yang akan dia lakukan.Tak lama kemudian dia pun keluar dan membawa sesuatu di tangannya.


”Apa itu yang ada di tangan, Mbak?”tanyaku.


”Oh, ini hanya ikan, mbak cuma mau kasih makan.” Jawabnya sambil memberikan ikan itu kepada si anak kucing.


Keesokan harinya aku juga melakukan hal yang sama seperti yang kakakku lakukan. Lagipula kakakku sampai di rumah telat seperti biasanya. Tak hanya memberi makan, aku mengeluarkan kucing itu dari kandang dan bermain bersamanya. Aku sangat senang melihat kucing itu.Hari demi hari keadaan  kucing itu pun membaik. Kondisinya tidak separah pertama kali kami menemukannya di pintu gerbang rumah.

Setiap sore aku dan kakakku menghabiskan waktu kami bersama kucing itu. Hari demi hari kami lewati sampai satu tahun lebih lamanya. Kucing yang dahulu kecil pun sudah besar. Kandangnya pun sudah tidak muat lagi. Jadi,kami melepaskannya dari kandang dan membiarkannya bermain di luar kandang. Kucing itu terlihat sangat senang karena tidak dikurung di kandang lagi. Aku dan kakakku masih terus merawat kucing itu.

Hingga suatu hari, tiba – tiba kucing itu tak terlihat di rumah kami.


”Eh,dimana kucing itu? aku tak melihatnya dari tadi.”tanya kakak kapadaku.


”Aku juga gak tau, dari pulang sekolah tadi aku tak lihat.”jawabku. Kami pun menunggunya sampai malam,tetapi kucing itu tidak kembali ke rumah kami. Hari ke hari dan minggu ke minggu kucing itu tak pernah kembali.Aku dan kakakku pun sangat sedih karena kami merawatnya dari kecil. Kucing itu tidak pernah kembali lagi, hingga saat ini dan tidak pernah melihatnya kembali.


No comments:

Post a Comment